Beberapa hari terakhir dunia mata uang kripto sedang mengalami guncangan hebat karena penurunan harga stablecoin yang tajam bernama TerraUSD.
Penurunan harga tersebut juga menyeret nilai mata uang saudaranya Terra Luna untuk ikut anjlok drastis.
Bencana ini mengguncang pasar crypto dalam skala yang lebih luas. Token-token lainnya termasuk bitcoin dan tether juga dikabarkan tengah berjuang mempertahankan nilai tukarnya.
Sejak seminggu terakhir, bitcoin telah mengalami penurunan harga hingga 25%, jadi jika diurutkan dalam enam bulan terakhir berarti bitcoin telah mengalami penurunan sebesar lebih dari 50%.
Sementara itu Terra Luna sekarang hampir tidak ada harganya.
Parah sekali kerusakannya, beberapa orang bahkan membandingkan keruntuhan itu dengan keruntuhan keuangan tahun 2008.
Investor kripto yang dulunya agresif, sekarang sedang mengalami masa-masa panik. Banyak diantara mereka yang telah berhenti berinvestasi dan lebih banyak pula yang menjual aset kripto mereka.
Tak sedikit pula yang mengalami kehancuran total. Kabarnya salah satu situs forum bernama Reddit menawarkan layanan pencegahan bunuh diri untuk para pemegang cryptocurrency saat ini.
Beberapa orang bahkan juga terang-terangan menuliskan rencana bunuh diri mereka akibat tekanan dari hilangnya kekayaan mereka secara mendadak di kripto.
Apa sih stablecoin itu?
Stablecoin adalah mata uang kripto yang dirancang nilainya berkaitan dengan aset seperti dollar Amerika atau Euro. Seharusnya mata uang ini lebih aman dari fluktuasi dibandingkan dengan mata uang kripto lainnya seperti bitcoin dan ether yang dapat naik turun dengan tajam dalam sehari.
Stablecoin ditujukan untuk mengaitkan kembali mata uang kripto dengan sistem keuangan tradisional yang lebih ramah terhadap banyak orang.
Jadi investor yang ingin berinvestasi dalam mata uang kripto namun masih tetap mempercayai sistem keuangan tradisional dapat menukarkannya ke stablecoin untuk menghindari kenaikan dan penurunan harga di pasar.
Contoh-contoh stablecoin yang terkenal adalah tether (memiliki market cap terbesar) dan diikuti oleh USD Coin.
Pada teorinya, stablecoin yang diikat dengan mata uang USD seharusnya mempertahankan nilainya tetap berada di $1 per token. Akan tetapi bencana besar sedang terjadi beberapa hari ini.
Mengenal TerraUSD dan Terra Luna
Beberapa stablecoin seperti tether nilainya diikat pada aset seperti USD, namun ada pula stablecoin yang mempertahankan nilai tukarnya terhadap USD menggunakan algoritma yang sangat rumit.
Sayangnya TerraUSD ini adalah salah satu stablecoin yang menggunakan metode algoritma untuk mempertahankan nilai tukarnya terhadap USD.
Dalam algoritmanya, TerraUSD menggunakan mata uang kripto saudarinya, Terra Luna untuk membantu mempertahankan keseimbangan nilai tukar terhadap USD.
Jika 1 TerraUSD seharusnya bernilai sama dengan 1 USD, lain halnya dengan Luna yang nilainya bisa berubah-ubah.
Kira-kira begini cara kerjanya:
Jika anda menghancurkan 1 TerraUSD maka anda akan menghasilkan Luna senilai 1 USD. Begitu juga sebaliknya, apabila anda menghancurkan Luna senilai $1 maka anda akan mendapatkan 1 TerraUSD.
Dalam perdagangan mata uang, apabila harga TerraUSD jatuh menjadi $0.99, maka akan ada orang yang mencoba mendapatkan keuntungan dengan menghancurkan 1 TerraUSD dan mendapatkan profit senilai 1%.
Pada saat orang-orang yang memegang TerraUSD menukarkan mata uang tersebut dengan Luna, maka supply TerraUSD akan menipis dan harganya akan naik ke $1 lagi.
Sekarang bayangkan apabila banyak orang mengambil keuntungan dari perdagangan tersebut sehingga harga 1 TerraUSD setara dengan $1.01. Berarti saat ini orang-orang yang memegang Luna menyadari apabila mereka membakar Luna senilai $1, mereka akan mendapatkan TerraUSD senilai $1.01. Hal ini akan mengakibatkan supply TerraUSD membanjir dan harganya akan turun lagi menujut $1.
Jika anda tidak mengerti ilustrasi di atas, memang sangat disarankan untuk menjauhi investasi di mata uang kripto, terutama di stablecoin.
Apa yang terjadi pada TerraUSD dan Terra Luna?
Pada dasarnya, algoritma penyeimbang antara TerraUSD dan Luna mengalami kerusakan.
Kebanyakan orang memegang TerraUSD karena adanya anchor protocol, sebuah protokol yang memberikan anda bunga sebesar 20%. Jadi hanya dengan memarkirkan uang pada TerraUSD anda akan mendapatkan imbal hasil 20%. Sebuah imbal hasil yang sangat menarik.
Hingga akhirnya 75% dari TerraUSD secara keseluruhan disimpan di Anchor, menurut Coindesk.
Akan tetapi ada perubahan sejak bulan Maret lalu pada protokol Anchor, menjadikan bunga dari 20% menjadi tarif variabel. Kemudian selama pekan lalu, terjadi penarikan TerraUSD besar-besaran dari Anchor kata Wall Street Journal, sehingga menimbulkan reaksi berantai yang mengakibatkan mereka terpaksa menjual TerraUSD dan Luna mereka. Ada pula yang menukarkan TerraUSD mereka dengan stablecoin lainnya.
Karena banyak yang membuang TerraUSD, jumlah Terra Luna yang beredar menjadi menggelembung dalam waktu yang sangat singkat mengakibatkan nilai tukarnya anjlok seketika.
Keseimbangan yang dibentuk oleh algoritma penyeimbang telah gagal dan bahkan telah mendorong Luna untuk jatuh lebih dalam. Banyak stablecoin yang mengalami penurunan harga menjadi hanya $0,14 pada pekan lalu.
Luna sendiri saat ini hampir tidak ada harganya (kurang dari 1 sen saja).
Do Kwon, pencipta TerraUSD dan Terra Luna, pada hari Rabu menuliskan di Twitter bahwa dia berencana untuk menyelamatkan mata uang yang telah ia bangun dari nol ini.
Apa artinya ini untuk stablecoin lain?
Karena pasar mata uang kripto terhubung dengan erat dan rumit, pada saat TerraUSD mengalami kejatuhan parah, mata uang kripto lainnya pun mengalami penurunan. Tether misalnya mengalami penurunan singkat menjadi $0,96 pada hari Kamis minggu lalu, namun kembali naik ke nilai normalnya di 1 USD pada hari Jumat. Sementara itu Bitcoin anjlok menjadi sekitar $25.400, nilai terendahnya sejak Desember 2020, walaupun pada akhirnya mengalami peningkatan lagi ke $29.500 di hari Jumat.
CoinMarketCap memberikan info tambahan bahwa pasar mata uang kripto mengalami penurunan hampir lebih dari setengahnya, yaitu dari $2,9 triliun jadi $1,2 triliun saja sejak November tahun lalu.
Apa efek dari kehancuran TerraUSD dan Luna?
Banyak orang yang memegang mata uang ini memiliki kecenderungan untuk bunuh diri yang tinggi.
Salah seorang pengguna Reddit menuturkan bahwa dia kehilangan lebih dari $450.000 atau hampir senilai Rp 7 milyar dan akan segera kehilangan rumahnya karena tidak sanggup membayar cicilan.
Setelah kejadian ini, banyak netizen yang menyerukan untuk membuat regulasi yang lebih ketat terkait mata uang kripto. Menteri Keuangan Janet Yellen sempat menyebutkan bahwa penurunan nilai tukar TerraUSD ini adalah risiko yang besar terhadap stabilitas keuangan dan diperlukan kerangka kerja yang lebih cocok untuk membuatnya berjalan dengan mulus.
Selain kekecewaan dan keputusasaan serta seruan untuk pengetatan regulasi, semakin tinggi pula tingkat keraguan pada seluruh pasar mata uang kripto. Mereka yang beranggapan bahwa stablecoin akan lebih stabil, telah menyangsikan kestabilan koin tersebut.